1. Salimul Aqidah (Aqidah
yang bersih). Salimul aqidah merupakan sesuatu yang harus ada pada
setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan
yang kuat kepada Allah SWT. Dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan
menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuanNya.
2. Shahihul
Ibadah (ibadah yang benar). Shahihul ibadah merupakan salah satu perintah
Rasulullah SAW yang penting. Dalam satu haditsnya, beliau bersabda: “Shalatlah kamu sebagaimana melihat
aku shalat”. Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam
melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul SAW yang
berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.
3. Matinul
Khuluq (akhlak yang kokoh). Matinul khuluq merupakan sikap dan perilaku yang
harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah SWT
maupun dengan makhluk-makhlukNya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan
bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat. Rosulullah adalah
sebagai kiblat yang paling tepat dalam mencontoh akhlaq. Di dalam Q.S. Al-Ahzab:21
telah dijelaskan bahwa rosulullah merupakan suri tauladan yang baik bagi
orang-orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari Kiamat dan yang
banyak mengingat Allah swt. Ada dua akhlak terpuji yang menjadi inti yang dapat
membahagiakan setiap orang yang memilikinya. dua akhlak itu adalah Sabar dan
Syukur, dua akhlak itulah yang seharusnya kita miliki.
4. Qowiyyul
Jismi (kekuatan jasmani). Qowiyyul jismi merupakan salah satu sisi pribadi
muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya
tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan
fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam
Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat dan kuat. Apalagi
berjihad di jalan Allah dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya.
5. Mutsaqqoful
Fikri (intelek dalam
berfikir). Mutsaqqoful fikri merupakan salah satu sisi pribadi
muslim yang juga penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah fatonah
(cerdas).
6. Mujahadatul
Linafsihi (berjuang melawan
hawa nafsu). Mujahadatul
linafsihi merupakan salah
satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim karena setiap manusia
memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan
kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya
kesungguhan.
7. Harishun
Ala Waqtihi (pandai menjaga
waktu). Harishun ala waqtihi merupakan faktor penting bagi manusia.
Hal ini karena waktu mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya.
Allah SWT banyak bersumpah di dalam Al Qur’an dengan menyebut nama waktu
seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan seterusnya.
8. Munazhzhamun
fi Syuunihi (teratur dalam
suatu urusan). Munazhzhaman fi
syuunihi termasuk kepribadian
seorang muslim yang ditekankan oleh Al Qur’an maupun sunnah. Oleh karena itu
dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah
harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani
secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah
menjadi cinta kepadanya.
9. Qodirun
Alal Kasbi (memiliki
kemampuan usaha sendiri/mandiri). Qodirun
alal kasbi merupakan ciri
lain yang harus ada pada diri seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan.
Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan
manakala seseorang memiliki kemandirian terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit
seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki
kemandirian dari segi ekonomi.
10. Nafi’un
Lighoirihi (bermanfaat bagi
orang lain). Nafi’un
lighoirihi merupakan sebuah
tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang
baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaan.
Jangan sampai keberadaan seorang muslim tidak menggenapkan dan ketiadaannya
tidak mengganjilkan.
0 komentar:
Posting Komentar